Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Debit Limpasan dan Koefisien pengaliran dalam perencanaan drainase


Debit Limpasan permukaan adalah Besarnya debit air yang mencapai sungai tanpa
mencapai permukaan air tanah yakni curah hujan yang dikurangi sebagian infiltrasi, besarnya
air yang tertahan dan besarnya genangan. Besarnya debit limpasan dapat dihitung dengan
rumus:

 

keterangan:
Qr  = Debit Limpasan (m3/detik)
C    = Koefisien pengaliran
I     = Intensitas Hujan (mm/jam)
A    = Luas daerah pengaliran (km2)


Koefisien pengaliran adalah koefisien yang besarnya tergantung pada kondisi
permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, dan lamanya hujan di daerah pengaliran.



menghitung debit limpasan, koefisien pengaliran
Debit Limpasan dan Koefisien pengaliran dalam perencanaan drainase
Di wilayah perkotaan, luas daerah pengeringan pada umumnya terdiri dari beberapa
daerah yang mempunyai karakteristik permukaan tanah yang berbeda sehingga koefisien
pengaliran untuk masing-masing sub area nilainya berbeda dan untuk menentukan koefisien
pengaliran pada wilayah tersebut dilakukan penggabungan dari masing-masing sub area.
Secara matematis dapat dinyatakan dengan:


                                            

 keterangan:
A1, A2, A3 = Luas Daerah Pengaliran yang diperhitungkan sesuai kondisi permukaan
C1, C2, C3 = Koefisien pengaliran yang sesuai dengan tipe kondisi permukaan.
Besarnya angka koefisien pengaliran pada suatu daerah dapat dilihat pada Tabel berikut:

No.
Kondisi Permukaan Tanah
Koefisien Pengaliran (C)
      1. 
Jalan beton dan jalan aspal
0.70-0.95
      2. 
Jalan kerikil dan Jalan tanah
0.40-0.70
      3. 
Bahu jalan
-         Tanah berbutir halus
-         Tanah berbutir kasar
-         Batuan masif keras
-         Batuan masif lunak

0.40-0.65
0.10-0.20
0.70-0.85
0.60-0.75
      4. 
Daerah perkotaan
0.70-0.95
      5. 
Daerah pinggir kota
0.60-0.70
      6. 
Daerah industri
0.60-0.90
      7. 
Pemukiman padat
0.40-0.60
      8. 
Pemukiman tidak padat
0.40-0.60
      9. 
Taman dan kebun
0.20-0.40
  10. 
Persawahan
0.45-060
  11. 
Perbukitan
0.70-0.80
  12. 
Pegunungan
0.75-0.90
  Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990.